Rabu, 21 Desember 2011

JERITAN ROMUSHA


 A.Latar Belakang Dibentuknya Romusha
Romusha (rōmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta. Salah satu bentuk represi yang dilakukan oleh pemerintah jepang yaitu pengurasan tenaga kerja dengan menciptakan romusha sebagai tenaga kerja paksa.    
Tujuan Jepang melakukan tanam paksa atau Romusha yaitu, untuk persiapan perang Asia Timur Raya serta memenuhi kebutuhan tentara jepang, untuk lebih jelasnya lagi akan di bahas sebagai berikut: Pada mulanya tugas-tugas yang dilakukan itu bersifat sukarela dan pengerahan tenaga tersebut tidak begitu sukar dilakukan karena orang masih terpengaruh oleh propaganda “untuk kemakmuran bersama Asia Timur Raya”.  Hampir semua pemuda desa  dijadikan romusha untuk diperjakan membuat lapangan terbang, tempat pertahanan, jalan, gedung, dll. Bukan hanya di Indonesia saja tetapi mereka banyak yang dikirim ke Birma, Thailand dan Malaysia untuk keperluan yang sama yaitu membuat tempat pertahanan dan memperlancar trasportas Pemerintah jepang terus melancarkan kampanye pengerahan romusha yang diberi sebutan “ perajurit ekonomi “ atau “ pahlawan kerja “ yang digambarkannya sebagai orang yang sedang menjalani tugas suci guna memenangkan perang Asia Timur Raya. Pada waktu itu pemerintah berhasil mengerahkan romusha keluar jawa sebanyak 300.000 orang, sedangkan sekitar 70.000 orang dalam keadaan yang menyedihkan.

B.Dampak Romusha Bagi Bangsa Indonesia

Romusha memberikan akibat yang mendalam bagi bangsa indonesia meskipun Jepang menjajah Indonesia hanya seumur jagung apa yang dikatakan oleh ramalan Joyoboyo, atau lebih tepatnya 3 ½ tahun jepang menjajah indonesia yaitu pada tahun 1942-1945 tetapi dalam waktu yang sesingkat itu memumbuhkan dampak yang sangat mendalam bagi bangsa indonesia karena pada waktu itu sangat menderita dengan adanya romusha rakyat indonesia hidup bagaikan tulang tanpa daging pakaian compang-camping kelaparan dimana-mana atau rakyat indonesia dibawah titik nadir masyarakat yang terbelakang, miskin, teringgal untuk lebih khusus lagi akan dipaparkan dampak dari Romusha sebagai berikut:
1. Bidang Ekonomi: Keadaan ekonomi di Indonesia mengalami kemerosotan. Penyebabnya antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Para penyuluh pertanian bukan tenaga-tenaga ahli pertanian.
b.      Hewan-hewan yang berguna bagi pertanian banyak yang dipotong.
c.       Kurangnya tenaga kerja petani karena banyak yang dijadikan romusha.
d.      Banyaknya penebangan hutan liar.
e.       Kewajiban menyerahkan hasil bumi.
2. Bidang Sosial dan Budaya: kepala–kepala desa dan camat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan itu sering menunjukkan untuk menjadi romusha dipilih orang–orang yang tidak mereka sukai atau dipilih orang yang ditakuti oleh masyarakat desa setempat. Berjuta- juta rakyat menderita kelaparan dan serba kekurangan. Dijalankannya program kerja tanam paksa romusha lebih menambah hancurnya perasaan ketentraman masyarakat jawa. Pengaruh buruk dari sistem romusha itu masih ditambah lagi oleh pelaksanaan setempat yang memungkinkan dapat dibelinya pengecualian atau kewajiban menjadi romusha. Tentu saja hal itu dapat dilakukan oleh golongan masyarakat kaya. 
C Kesaksian Seorang Romusha
Berikut adalah salah satu kisah dari seorang Romusha di Jawa yang menuturkan bagaiman penderitaan yang dialami Romusha pada masa itu.Tahun 1943 seorang pemuda yang bernama Karja Wiredja meninggalkan desanya di Matukara, Banjarnegara, Jawa tengah untuk menjadi Romusha di Thailand. Dibenaknya mungkin tidak terpikir bahwa dia baru bisa akan kembali ke kampong halamanya setelah 52 tahun kemudian. Pada waktu itu Menurut Karja Lurah desa setempat telah mengijinkan para penduduk untuk ikut Nippon.
            Maka berangkatlah Karja untuk menjadi mandor pembangunan rel kereta api sepanjang 415 kilometer antara Thailand dan Burma dengan bayaran dua sen sehari. Selama sebulan kerja Karja mendapatkan gaji enam rupiah. Ratusan ribu tenaga kerja romusha dikerahkan dari pulau Jawa ke luar Jawa, bahkan ke luar wilayah Indonesia. Mereka diperlakukan tidak manusiawi sehingga banyak yang menolak jadi romusha. Jepang pun menggunakan cara paksa: setiap kepala daerah harus menginventarisasikan jumlah penduduk usia kerja, setelah mereka dipaksa jadi romusha. Ribuan romusha dikerahkan ke medan pertempuran Jepang di Irian, Sulawesi, Maluku, Malaysia, Thailand, Burma dan beberapa negara lainnya. Banyak kisah-kisah sedih yang mereka alami di hutan.

         Karja Wiredja (75) salah satu mantan Romusha asal desa Madukara Kabupaten Banjaranegara yang pada waktu mudanya dikirim ke Thailand untuk menjadi Romusha.

DAFTAR PUSTAKA
Balai Pustaka, 2001. Kamus Besar Bahasa indonesia.jakarta: Balai Pustaka.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13. 1994. Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka
Beasley. 2003. Pengalaman Jepang. Jakarta : yayasan obor Indonesia
Moedjanto, G. 1993. Sejarah Indonesia Abad Ke-20 1 Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggajati. Yogyakarta : Kanisius.
Nasution, A.H. 1977. Sekitar perang kemerdekaan Indonesia jilid 1. Bandung : angkasa.
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1993. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka.
Post, Peter and Elly Touwen-Bouwsma. 1997. Japan, Indonesia and the War. Leiden: KITLV Press.
Ricklefs, 2005.Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta : Ikrar Mandiri Abadi.
Seminar Sejarah Nasional V. 1990. Subtema Sejarah Perjuangan. Jakarta : Depdikbud
Sewaka. 1955 . Coret-Coret Dari Zaman ke Zaman. Bandung
Suhartono. 1994.  Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo Sampai Proklamasi
                  1908 – 1945  , Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sumarmo, AJ. 1990. Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Semarang : IKIP Semarang Press.
Soewarso, Ibnu. 1986. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia  , Surakarta : Widya
Duta Surakarta
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Pustaka pelajar: Yogyakarta
Tim Penyusun Master. 2003. Sejarah: Kelas 2 SMU. Klaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Wheeleer, keith.1986. Perang Di Kedalaman Pasifik. Jakarta : Tira Pustaka
Wirjosuparto, Sutjipto. 1961 . Sejarah Indonesia Jilid II Abad XVII Sampai Sekarang. Jakarta :  Indira
Yamin, Muhammad. 1956. Atlas Sejarah.Jakarta : Djembatan


RPP BERKARAKTER

RPP PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Sekolah                  : SMA N 1 COMAL
Kelas/Semester       : XII IPS/2
Mata Pelajaran        : Sejarah
Waktu                     : 2 x 45 Menit (1 kali pertemuan)

Standar Kompetensi
Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang.

Kompetensi Dasar
Menganalisis proses interaksi Indonesia-Jepang dan dampak pendudukan militer Jepang terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia.

Indikator
Kognitif:
Produk
Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda.
Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang di bidang politik pada masa pendudukan Jepang.
Menganalisis dampak kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.
Proses
Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.


Psikomotor :
Melakukan studi pustaka, eksplorasi internet,  pengamatan gambar-gambar slide Power Point, diskusi kelompok, dan diskusi kelas tentang mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.

Afektif:
Karakter
Jujur, peduli, tanggung jawab, bekerjasama, terbuka, dan mendengarkan pendapat teman dalam menganalisis kembali tentang mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.

Keterampilan Sosial
Interaksi, menyumbang ide, atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.

Tujuan Pembelajaran

Kognitif
Produk
Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda dengan tepat sesuai dengan kunci dari LP Produk 1.
Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang di bidang politik pada masa pendudukan Jepang dengan tepat sesuai dengan kunci dari LP Produk 1.
Siswa dapat menganalisis dampak kebijakan pendudukan Jepang di Indonesia dengan tepat sesuai dengan kunci dari LP Produk 1.
 
Proses
Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang melalui studi pustaka, eksplorasi internet,  pengamatan gambar-gambar slide Power Point, diskusi kelompok, dan diskusi kelas.

Psikomotor
Siswa dapat melakukan studi pustaka, eksplorasi internet,  pengamatan gambar-gambar slide Power Point, diskusi kelompok, dan diskusi kelas tentang mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang 

Afektif:
Karakter
Siswa dapat berperilaku jujur, peduli, tanggungjawab, bekerjasama, terbuka, dan mendengarkan pendapat teman dalam menganalisis kembali tentang mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.

Keterampilan Sosial
Siswa dapat menunjukkan aktivitas sosial meliputi : interaksi sosial, menyumbang ide atau berpendapat, memperhatikan pendapat teman diskusi, berkomunikasi dengan baik dalam pembelajaran mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.


 Materi Pembelajaran

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
Latar Belakang Jepang menjadi Negara Imperialisme
Ekonomi
Sejak restorasi Meiji, terjadilah perkembangan yang sangat pesat, berbagai keberhasilan dan kemajuan,sehingga dalam kurun waktu kurang lebih 30 tahun Jepang sudah sejajar dengan Eropa. Sebagai negara industri yang berkembang pesat, Jepang membutuhkan bahan baku dan tempat pemasaran, maka dicarilah daerah baru untuk keperluan tersebut.
Demografi
Penduduk Jepang jumlahnya berkembang dengan cepat. Mengatasi masalah tersebut maka perlu dicari daerah baru yang dijadiakn koloni untuk penduduk Jepang.
Militer
Jepang telah membuktikan mampu secara militer dan teknologi persenjataan, yaitu dengan mengalahkan Rusia tahun 1905.
Pengembangan paham Hakko Ichi-U
Hakko Ichi-U artinya delapan benang dibawah satu atap. Jepang mempunyai kenyakinan bahwa dunia itu satu keluarga dan Jepang merupakn saudara tua. Oleh sebab itu pantaslah Jepang sebagai pemimpin dunia.

Interaksi Indonesia-Jepang Masa kolonial Belanda
Sejak tahun 1927 Jepang mepropaganda anti imperialisme Barat dan Hakko Ichi-U. Jepang melakukan gerakan Pan-Asia. Dalam bidang perdangangan Jepang memasukkan barang-barang yang berkualitasdan murah harganya(politik dumping). Interaksi Indonesia dengan Jepang sudah terjadi sejak sebelum PD II. Interaksi dilakukan melalui ekonomi/ perdagangan dan politik. Bagi Indonesia tujuan interaksi adalah untuk mencari dukungan agar lepas dari kekuasaan Belanda. Sedang bagi Jepang merupakan strategi untuk menarik simpati bangsa Asia atau lebih jauh untuk memuluskan imperialisme Jepang di Asia Pasifik. 


Pendudukan jepang di indonesia

1. Proses masuknya Jepang di Indonesia
Agar jepang bebas bergerak dalam upaya mewujudkan suatu impian di Asia, jepang, harus melumpuhkan dulu pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour(hawai) pada tanggal 8 Desember 1941, jepang secara mendadak menyerang pearl Harbour. Serentak dengan itu indonesia bergerak ke selatan masukke asia tenggara, sasaranya adalah indochina, Muangthai, Birma, Malaya, Filipina, dan Hindia Belanda.
    Agresi militer jepang membuat pemerintah kolonial hindia Belanda mengalami ketakutan sehingga kemudian memberlakukan keadaan darurat militer atau staat van Oorlogh on Beleigh ( SOB) di Hindia Belanda. Gurbernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachourwer menyerahkan mandat pada Letjend. H. Ter Poorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda. Dalam situasi yang gawat maka ABDACOM ( American British Dutch Australian Command) yang dipimpin oleh Jenderal. H. Ter Poorten.
Indonesia (Hindia Belanda) merupakan salah satu negara penting yang harus dikuasai Jepang, kaya akan bahan mentah yang dibutuhkan oleh industri Jepang. Tentara Jepang yang khusus dikerahkan untuk merebut pulau jawa ada dibawah pimpinan Letnan Jenderal Hithosi Imamura. Pada tanggal 1 maret 1942 mereka mendarat di tiga daerah yaitu Teluk Banten, Eretan(Indramayu), dan Kragaan (Jawa Tengah). Dalam pertemuan Kalijati tanggal 8 maret 1942 terjadilah kapitulasi atau penyerahan tanpa syarat.
2. Pemerintahan Pendudukan Jepang di Indonesia
Pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia di bagi menjadi tiga pemeritahan militer :
Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara ke-25) pusatnya di Bukit     Tinggi.
Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara ke-16) untuk Jawa-Madura dengan pusatnya di Jakarta.
Pemerintahan militer Angkatan Laut (Armada Selatan ke-2) untuk daerah Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.
Susunan pemerintahan dan militer jepang terdiri dari :
Ghunshereikan (panglima tentara), kemuian disebut Saiko Shikikan (panglima tertinggi)
Gunseinken (kepala pemerintahan militer) yang dirangkap oleh kepala staf tentara.
D. Organisasi Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk berbagai organisasi :
Gerakan 3A, isinya Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia,dan Nippon pemimpin Asia. Namun gerakan ini tidak mendapatkan dukungan dari rakyat, di pimpin oleh Mr. Syamsudin.
PUTERA ( Pusat Tenaga Rakyat)
Empat tokoh terkemuka yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, KH. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara (4 serangakai). Pada tanggal 16 April 1943 PUTERA secara resmi di bentuk. 
Tujuan pendirian PUTERA pada garis besarnya adalah :
Bagi bangsa Jepang untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu pemerintahan pemerintahan militer Jepang.
Menghapus pengaruh barat dan menggalang masyarakat demi mendukung kemenagan perang jepang.
Bagi bangsa Indonesia menghidupkan kembali segala sesuatu yang dihancurkan Belanda.
Dalam mengkomunikasikan PUTERA dengan rakyat secara lebih luas para pemimpin pergerakan nasional memanfaatkan radio dan media surat kabar. Dengan demikian PUTERA dijadikan wadah perjuangan untuk terus menggalang persatuan nasional menuju kemerdekaan

 Jawa Hokokai
Tujuan dibentuknya semakin memuncaknya perang Asia Timur Raya sehingga rakyat perlu dihimpun tenaga lahir dan batin untuk kebaktiannya, yaitu sesuai semangat kebaktian yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan dan melakukan sesuatu dengan bukti keanggotaannya. Organisasi ini didirikan sejak tahun 1944. Pendirinya adalah Jenderal Kumakichi Harada. Jawa Hokokai terdiri dari berbagai macam Hokokai profesi seperti : Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyoiku Hokokai (Himpunan Kebaktian para Pendidik), Kemin Buka dan Hokokai perusahaan.
MIAI ( Majelis Islam A’la Indonesia)
Masyumi(Masyarakat Syuro Muslim Indonesia)
    Sebagai pengganti MIAI karena belum memuaskan Jepang, Masyumi dipimpin oleh KH. Hasyim Asyari, KH. Mas Mansyur, KH. Farid Ma’ruf, Karto Sudarno, KH. Nachrowi dan Zainul Arifin.
Organisasi militer
Pada tanggal 3 Oktober 1943, dikeluarkannya keputusan pembentukan tentara pribumi dengan sebutan Pasukan Sukarela Pembela Tanah Air (Bo Ei Gyugun) disingkat PETA. Bersama pembentukan PETA di Jawa, di Sumatra dibentuk tentara sukarela yang disebut Gyugun. Manfaat utama yang diperoleh pemuda dari PETA dan Gyugun adalah gemblembangnan fisikdan semangat cinta tanah air, serta kepercayaan yang besar.
E. Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Bidang Politik
Sejak 20 maret 1942 Jepang melarang rapat-rapat dan kegiatan politik. Namun pada tanggal 15 juli diperbolehkan berdiri perkumpulan-perkumpulan yang sifatnya hiburan.
2. Bidang Ekonomi
Jepang menggunakan politik autarki yaitu suatu usaha memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga barang impor dilarang masuk, akibatnya rakyat mengalami kekurangan sandang dan pangan, banyak orang Indonesia hidup  dengan menderita karung dan karet dijadikan pakaian.
3. Bidang Sosial
mobilisasi sosial sangat dirasakan dengan adanya Kinrohosi (kerja bakti yang mengarah pada kerja paksa) untuk mengerjakan sarana prasarana militer, seperti jalan, jembatan, menanam jarak, membuat benteng pertahanan, lapangan terbang darurat. Pengerahan tenaga rakyat semula secara sukarela kemudian dipaksa (Romusaha).
4. Bidang Kebudayaan
Dalam kebudayaan para seniman diberi fasilitas yang cukup, seni panggung diperbolehkan keliling desa untuk menghibur rakyat. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan patrotiatisme dan propaganda bagi Jepang.
F. Perjuangan Bangsa Indonesia terhadap Jepang melalui Organisasi dan Perlawanan Senjata
Dalam perjuangan bangsa Indonesia melalui organisasi dapat digolongkan menjadi :
1. Gerakan legal
Gerakan 3A
PUTERA
Jawa Hokokai
MIAI
Masyumi
2. Gerakan ilegal
Kelompok Sukarni
Kelompok Ahmad Subarjo
Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok pemuda 
Perlawanan rakyat Indonesia diberbagai daerah diantaranya sebagai berikut :
Pemberontakan Aceh
     Pemberontakan di Aceh dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, seorang guru ngaji dari Cot Plieng. Pada tanggal 10 november 1942, pasukan jepang menyerang Cot Plieng usaha ini mengalami kegagalan setelah pemimpinnya gugur dalam pertempuran. Pada bulan november 1994 pemberontakan Aceh muncul lagi, yang dilakukan oleh pasukan Gyugun. Teuku Hamid, seorang perwira yang melarikan diri ke hutan. Jepang menggunakan strategi yang licik dengan cara akan  membunuh keluarganya kemudian Teuku Hamid terpaksa menyerah. 
Pemberontakan PETA di Blitar
Pada tanggal 14 februari 1945 pecah pemberontakan yang paling mengoncangkan Jepang, karena pemberontakan dilakukan oleh tentara PETA yang sudah terlatih. Dibawah pimpinan Syodanco Supriyadi, Muradi, Suparyono, dan Hali, serta Chudancho Ismangi, mereka sepakat melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pemberontakan di ikuti sebagian besar tentara PETA Daidan Blitar. Pemberontakan dapat dipadamkan karena kurang baiknya kerjasama. Para pemberontak ditangkap dan di adili di Mahkamah Militer di Jakarta.
 Pemberontakan PETA Gumilir di Cilacap
Pemberontakan PETA di Cilacap, Jawa Tengah pada tanggal20-25 April 1945. Pemberontakan dilakukan oleh para bundancho (komandan Regu) dan giyuhei (prajurit) dari sebuah kompi PETA yang berkedudukan di desa Gumilir,Cilacap. Pemimpin pemberontakan ini adalah seorang Heiki Bundanco bernama Kusaeri. Pada malam hari tanggal 20 April 1945, setelah berhasil mengalahkan petugas piket dan mengambil persenjataan, Kusaeri dan teman-temanya berencana menyerang markas Keibatai (penjagaan pantai) yang terletak disekitar Bukit Srandil. Targetnya setelah berhasil mengusai akan menganjak Daidancho Sudirman untuk melakukan pemberontakan yang lebih besar. Namun rencananya gagal karena telah bocor kepada sekutu, mereka dicegat di daerah Adipala. Akhirnya Kusaeri dan 18 temanya ditangkap dan di bawa ke Jakarta untuk di adili.
 Perlawanan di Singaparna Jawa Barat
Perlawanan ini disebabkan oleh perlakuan bangsa jepang terhadap rakyat yang sangat kejam terutama adanya kerja Romusha. Perlawanan terjadi pada bulan Febuari 1944, di bawah pimpinan KH. Zaenal Mustofa.

C.  Model Pembelajaran:
Model: Pembelajaran skrip Kooperatif
Metode: diskusi dan tanya jawab

D. Langkah-langkah kegiatan

Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)
Untuk Tujuan Pembelajaran No: 1,2,3 dan tujuan afektif

Kegiatan Awal (+ 5 menit)


Kegiatan    Penilaian oleh Pengamat      
     1    2    3    4      
Memotivasi siswa dengan menunjukkan, menunjukkan peta Jepang dan jalur jepang memulai ekspansi militernya di Asia, ketika guru menunjukkan peta tersebut, guru memulai diskusi dengan menanyakan kepada siswa “Tahukah kalian mengapa Jepang mengekspansi Indonesia?” (dinantikan opini siswa) “Mengapa dampak pendudukan Jepang dapatdikatakan sebagai  salah satu keuntungan bagi bangsa Indonesia di kepulauan Indonesia?” dan pertanyaan-pertanyaan pengarah sejenis lainnya. Diharapkan selama diskusi dan tanya jawab tersebut, siswa menyumbang ide/ opini atau berpendapat, sementara siswa lain mendengarkan pendapat temannya dan terbuka ketika mendengarkan pendapat  teman, serta tidak mencela pendapat teman dengan cara yang kasar. 
Tanya jawab dan diskusi digunakan untuk mengarahkan siswa kepada tujuan pembelajaran yang meliputi kognitif, psikomotor dan afektif (memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran)                   

Kegiatan Inti (+ 80 menit)


Kegiatan    Penilaian oleh Pengamat      
     1    2    3    4      
Tanya jawab dan diskusi dengan menggunakan gambar-gambar (Slide 1, 2, 3 Media Power Point) untuk memfasilitasi siswa dalam menemukan konsep tentang proses ekspansi militer Jepang di Asia, yang dilengkapi dengan beberapa contoh fakta bahwa Jepang merupakan bangsa yang tangguh dalamsegala aspek kehidupan, serta latar belakang apa yang membuat Jepang melakukan Ekspansi.                      
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif yang berpasang-pasangan dengan teman sebangkunya Selanjutnya membagikan LKS 1 SMA kepada tiap kelompok. Ketika mendistribusikan LKS,  guru membimbing siswa untuk peduli  dengan cara membantu teman yang membutuhkan dengan menunjuk beberapa siswa untuk membantu guru membagikan LKS 1 SMA dan berkomunikasi secara santun dengan anggota kelompok yang masih kekurangan lembar LKS 1 SMA .
                      
Membimbing siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, serta bentuk pemerintahan Jepang di Indonesia yang harus diidentifikasi dalam gambar di LKS 1 SMA dengan cara meminta siswa jujur mengatakan apa  adanya bila belum dapat menentukan bagian yang harus diamati, kemudian meminta siswa tertentu untuk peduli dengan cara menyumbang ide dalam membantu teman yang membutuhkan                        

Membimbing siswa menunjukkan pengaruh kebijakan pemerintah Jepang terhadap bangsa Indonesia dintinjau dari aspek politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. dengan cara memberi gambar  dengan mengacu pada Kunci LKS 1 SMA. Guru perlu menekankan perlunya siswa secara jujur dengan mengatakan apa adanya ketika mereka belum memahami. Selain itu, perlu juga untuk memberikan pengalaman belajar agar yang pandai membantu teman yang membutuhkan bantuan .

Meminta setiap kelompok menunjukkan kreativitasnya dan berfikir logis dalam merumuskan deskripsi mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda, di bidang politik pada masa pendudukan Jepang, dan menganalisis dampak kebijakan pemerintahan Jepang.
Setiap siswa didorong untuk peduli, bekerja sama dan ikut bertanggung jawab atas terselesaikannya tugas itu. 

Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta satu-dua kelompok untuk secara bergiliran bertanggung jawab dan melakukan yang terbaik untuk mengkomunikasikan hasil kerja kelompoknya dengan mempresentasikan kinerjanya dan ditanggapi kelompok lain. Siswa yang menunjukkan toleransi terhadap perbedaan pendapat segera diberi pujian sebagai umpan balik agar karakter ini diikuti siswa lain. Siswa yang mencela ide teman secara tidak santun segera diingatkan agar tidak ditiru temannya .

                   
1: tidak dilakukan sama sekali (TIDAK BAIK)
2: sebagianbesar  tidak dilakukan (KURANG BAIK)
3: sebagian besar dilakukan (CUKUP BAIK)
4: dilakukanseluruhnya sesuai skenario (BAIK)

Catatan: Evaluasi dilakukan pada jam tersendiri dengan menggunakan format LP1: Produk, LP 2: Proses, LP 3: Psikomotor, LP 4: Lembar pengamatan karakter dan LP 5: Lembar pengamatan keterampilan sosial.

E. Sumber Pembelajaran
- Buku Siswa:
Taupan, Muhamad. 2008, Sejarah Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1dan 2 Progam Ips.Bandung : YRAMA WIDYA
Djoened P., Marwati, et al. 1984, Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : Depdikbud
Djoened P., Marwati, et al. 1984, Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : Depdikbud
Ricklefs, M.C.,1988, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta : Gajah Mada University Press

LKS 1 : Interaksi Bangsa Indonesia-pemerintahan pendudukan militer Jepang.
LKS 2 : Dampak pendudukan Jepang di Indonesia.
Kunci LKS 1, Kunci LKS 2,
Tabel Spesifikasi
LP 1: Produk, LP 2: proses, LP 3: Psikomotor, LP 4: Pengamatan Perilaku Berkarakter; LP 5: Pengamatan Keterampilan Sosial
Kunci LP 1, Kunci LP 2, Rincian Tugas Kinerja LP 3
Silabus
Media Pendukung Materi Pembelajaran

Kamis, 01 Desember 2011

Mindset Guru


Mindset guru dalam pendidikan, mindset merupakan pola pikir atau pandangan seseorang. Secara garis besar, mindset terbagi menjadi dua bagian yaitu mindset tetap dan mindset berkembang. Seseorang dikatakan ber-mindset tetap apabila ia beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang tetap dan tidak berubah, ia beranggapan juga bahwa kecerdasan dan bakat adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah. Sedangkan orang dengan mindset berkembang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang senantiasa berkembang ( berubah ke arah lebih baik). Guru yang memiliki mindset tetap biasanya menangapi suatu tantangan dianggap sebagai masalah dan tidak dapat diselesaiakan sedangkan guru yang ber-mindset berkembang malah dijadikan pemicu untuk mengembangkan kompetensi diri serta mencari solusi pemecahan masalah tersebut. Contoh suatu hari dirumah pak handoyo mati lampu, anak pak Handoyo Lenni dan Tegar sedang belajar tiba-tiba listrik padam, tindakan Lenni menyalakan lilin dan melanjutkan belajar dan Tegar memilih untuk tidur.  

Mindset sangat mempengaruhi sikap dan tindakan kita dalam hidup dan kehidupan ini. Maka seorang guru harus memiliki suatu mindset berkembang dimana ia mudah sekali mengubah perilaku sendiri kearah yang lebih baik, lebih terhormat dan lebih mulia. Dari guru semacam ini akan memancarkan sikap dan perilaku positif sehingga dapat menularkan kepada siswa. 

Membangun hubungan baik dengan siswa merupakan suatu hal penting dalam proses belajar mengajar dimana guru dan siswa elemen dari pembelajaran apabila keduanya tidak mempunyai hubungan yang harmonis maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara efektif. Dale Carnigie merekomendasikan beberapa kiat-kiat agar hubungan antarmanusia berjalan baik sehingga terjalin komunikasi yang efektif antara lain sebagai berikut:
1.      Menghindari kebiasaan SOK (Salahkan, Omeli, dan Kritik)
2.      Memberikan penghargaan yang jujur dan tulus
3.      Mendorong minat siswa untuk berhasil
4.      Memberikan perhatian yang sungguh-sungguh
5.      Membiasakan terseyum
6.      Memangil siswa dengan namanya
7.      Menjadi pendengar yang baik
8.      Berbicara sesuai dengan minat lawan bicara (siswa)
9.      Membuat lawan bicara (siswa) merasa penting

Dengan memperhatikan Sembilan kiat tersebut, guru dapat membangun hubungan harmonis dan baik dengan siswa sehingga dengan itu semua, guru dapat melangsungkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Sukadi.2010. Guru Malas Guru Rajin Ramuan Ajaib untuk Menjadi Guru Menyenangkan. Bandung: MQS Publishing