Minggu, 31 Maret 2013



 Budaya dan Tradisi
kebudayaan merupakan suatu hasil rasa karsa karya manusia, baik itu berbentuk benda maupun tradisi. Menurut Koetjaraningrat ada 7 unsur membentuk kebuadayaan yaitu: pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencarian, organisasi masyarakat, kepercayaan, dan teknologi.  Manusia meghasilkan kebudayaan melalui proses melihat, pengalaman dan belajar dari kehidupan mereka sehari-hari. Melihat sejarah manusia kita dapat menggetahui kebudayaan dapat berkembang melalui melihat, pengalaman, dan belajar. Hal ini dapat kita lihat dari zaman manusia kala masa batu tua (Paleolithikum) sampai batu muda (neolithikum) manusia dapat mengembangkan pengetahuan mereka misal alat-alat yang digunakan dahulu kasar belum diasah kemudian kebelakang alat-alat yang digunakan sudah halus.  
Tradisi merupakan salah satu wujud dari kebudayaan, manusia tidak dapat lepas dengan kebudayaan, tidak kecuali orang jawa yang masih kental dengan tradisi yang mengakar pada diri orang jawa pada umumnya. Pada jaman modern dengan adanya globalisasi budaya asing mudah masuk dengan bebasnya menyebabkan kaum muda melupakan akan tradisi. Banyak sekali tradisi yang ada di sekitar lingkungan kita berada khususnya orang jawa yang masih memegang teguh tradisinya. Salah satu tradisi itu adalah tradisi Ngalungi, terdiri dari kata dasar kalung menurut bahasa jawa kalung merupakan sesuatu yang melingkar dileher. Tradisi Ngalungi sendiri di daerah khususnya desa di kecamatan Kaliori kabupaten Rembang, seperti desa Kuangsan proses ngalungi ini dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada bulan safar (hitungan jawa). Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan  kepada para ternak-ternak seperti sapi dan kambing sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Prosesi awal Ngalungi yaitu : Membuat persiapan yaitu membuat ketupat dan lepet, setelah disiapkan keperluan tersebut kemudian ternak warga itu dibawa ke Ponden, kemudian ketupat dan lepet tersebut dikalungkan dileher ternak tersebut setelah itu  bancakaan bersama warga sekitar dan diiringi do’a oleh pemuka agama.
Nilai-nilai yang terkandung yaitu nilai religi bahwa setiap manusia itu harus bersyukur terhadap Tuhan yang Maha Esa, dengan bersyukur berarti ingat kepada Tuhan yang Maha Esa bahwa rizki itu datang dariNya. Nilai kebersamaan dengan bancakan kita dapat merasakan kerukunan antar warga masyarakat yang sekarang ini sulit didapat di daerah perkotaan. Nilai luhur yang terdapat di dalam setiap tradisi dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi generasi muda di era sekarang ini, bahwa tradisi itu perlu dijunjung tinggi dan dipelihara agar supaya bisa kita gunakan mendidik para generasi penerus bangsa yang tahu akar budaya bangsa. Tidakkah? Kita sadari bahwa tradisi kita tidak kalah dengan tradisi negara lain, mengapa demikian! Karena tradisi kita berasal dari nenek moyang berarti itu merupakan identitas bagi kita, suatu bangsa yang kehilangan identitasnya itu tidak bisa dikatakan sebagai bangsa. Sekarang kita pilih lebih baik memiliki identitas atau tidak punya identitas bangsa?