Sabtu, 07 April 2012


Keperwiraan Sebagai Profesi
            Korps perwira modern merupakan suatu badan yang profesional, dan perwira militer modern adalah orang yang profesional. Profesi merupakan suatu jenis kelompok fungsional khusus yang memiliki tingkat spesialisasi tinggi, korps perwira sebagai suatu badan yang professional memberikan warna tambahan yang unik bagi masalah hubungan militer-sipil. Sifat dan sejarah profesi-profesi sebagai sebuah profesi telah dibahas secara menyeluruh. Ketika kata “profesional” digunakan dalam hal-hal yang berhubungan dengan bidang kemiliteran, biasanya kata tersebut berarti “profesional” sebagai lawan kata “amatir” dan bukan dalam arti “profesi” sebagai lawan kata “pekerjaan” atau “keahlian”. Hal yang membedakan karakteristik sebuah profesi sebagai suatu jenis pekerjaan yang khusus adalah keahlian, tanggung jawab, dan kesatuannya. KEAHLIAN. Orang yang profesional adalah seorang ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam suatu bidang yang penting yang merupakan kerja keras manusia. Keahliannya diperoleh hanya dari pendidikan yang tinggi dan pengalaman. Keterampilan atau keahlian biasa hanya ada pada saat sekarang dan dikuasai dengan mempelajari suatu teknik yang ada tanpa mengacu pada hal-hal yang telah terjadi sebelumnya. Sementara pengetahuan profesional pada dasarnya bersifat intelektual dan dapat disimpan dalam bentuk tulisan. Keahlian profesional juga memiliki sebuah dimensi yang luas, yang tidak dimiliki oleh pekerjaan biasa, yaitu merupakan satu bagian dari tradisi kebudayaan masyarakat yang menyeluruh.
            TANGGUNG JAWAB. Orang yang profesional adalah seorang yang ahli dalam praktek profesinya, bekerja dalam sebuah konteks social, dan melakukan suatu pelayanan, seperti meningkatkan kesehatan, pendidikan, atau keadilan, yang sifatnya penting bagi fungsi masyarakat. KESATUAN. Para anggota dari suatu profesi saling berbagi rasa persatuan dan kesadaran akan keberadaan mereka sebagai sebuah kelompok yang berbeda dari orang awam. Rasa kesatuan terwujud dalam suatu organisasi profesional yang membentuk dan menerapkan standar tanggung jawab sosial profesional. Oleh karena itu keanggotaan dalam organisasi profesional, sejalan dengan keahlian khusus yang dimilikinya dan tanggung jawab khusus yang diterimanya, menjadi kriteria suatu status profesional, yang secara umum membedakan seorang yang profesional dan orang awam. Organisasi-organisasi profesional pada dasarnya terbentuk asosiasi atau birokrasi. Profesi yang bersifat birokratis, seperti tugas diplomatic, memiliki tingkatan spesialisasi yang tinggi dalam hal pekerjaan dari tanggung jawab profesinya dan profesi tersebut menyediakan pelayanan kolektif untuk masyarakat secara keseluruhan.
            KEAHLIAN KEPERWIRAAN. Kemampuan militer yang unik yang sama sekali tidak asing lagi bagi hampir semua perwira dan yang justru membedakan mereka dari warga sipil. Keahlian utama ini diungkapkan oleh Harold Lasswell dengan istilah “manajemen kekerasan”. Fungsi kekuatan militer adalah keberhasilan dalam pertempuran senjata. Tugas perwira militer meliputi: (1) pengaturan, perlengkapan, dan pelatihan angkatan bersenjata. (2) perencanaan kegiatannya, dan (3) pengarahan kegiatan operasinya di dalam dan di luar pertempuran. Pengarahan, operasi dan pengawasan sebuah organisasi manusia yang fungsi dasarnya adalah penerapan kekerasan merupakan keahlian istimewa seorang perwira. Inti pokok keperwiraan, diwujudkan dalam peringatan tradisional akan orang-orang Annapolis yang tugasnya adalah “bertempur sampai mati”. Fungsi militer membutuhkan tingkat keahlian yang tinggi. Tidak ada satu pribadi pun, sehebat apa pun kemampuan intelektual dan sifat serta kepemimpinannya, yang sanggup membentuk seluruh fungsi ini secara efisien tanpa pelatihan dan pengalaman yang sungguh-sungguh. Keahlian seorang perwira bukanlah suatu ketrampilan (yang pada dasarnya bersifat mekanis) atau suatu seni (yang memerlukan talenta yang unik dan tidak dapat dipindahkan), tetapi merupakan keterampilan intelektual yang sangat rumit, yang memerlukan penelitian dan pelatihan yang saksama. Intelektualitas profesi militer menuntut para perwira modern untuk mendedikasikan setidaknya sepertiga kehidupan profesionalnya untuk menjalani pendidikan formal dan mungkin rasio waktu pendidikannya lebih banyak untuk melakukan praktek dibandingkan dengan profesi lainnya.
            TANGGUNG JAWAB KEPERWIRAAN. Keahlian seorang perwira memberikan tanggung jawab sosial khusus. Keahlian seorang perwira adalah pengelolaan kekerasan, tanggung jawabnya adalah keamanan militer para kliennya, yaitu masyarakat. Penerapan tanggung jawab ini membutuhkan penguasaan keahlian: penguasaan keahlian menuntut adanya tanggung jawab. Tanggung jawab inilah yang membedakan perwira dari tipe-tipe social lainnya. Apakah perwira memiliki motivasi profesional?. Motivasi seorang perwira merupakan rasa cinta yang bersifat teknis terhadap keterampilannya dan rasa memiliki kewajiban social untuk mendayagunakan keterampilannya ini demi kepentingan masyarakat. Tingkah lakunya di dalam struktur kemiliteran diatur oleh sekumpulan peraturan kebiasaan dan tradisi yang rumit. Tanggung jawab pokok perwira militer adalah terhadap Negara. KARAKTER KESATUAN DARI KEPERWIRAAN. Keperwiraan merupakan profesi yang bersifat birokrasi umum dan hak secara hokum untuk menjalankan profesi tersebut hanya terbatas pada para anggotanya. Pada dasarnya korps perwira lebih merupakan karya ciptaan Negara. Struktur kesatuan para korps perwira tidak hanya meliputi birokrasi resmi tetapi juga lingkungan masyarakat, perkumpulan, sekolah, jurnal, kebiasaan, dan tradisi. Korps perwira merupakan profesi yang bersifat birokratis sekaligus organisasi yang bersifat birokratis juga. Tingkat kemampuan dibedakan dengan hierarki kepangkatan dalam organisasi, tugas pekerjaan dibedakan dengan hierarki kantor. Korps perwira juga meliputi sejumlah “pasukan cadangan” yang non-profesional. Sebaggai anggota korps, pasukan cadangan memiliki hak istimewa dan tanggung jawab profesional sesuai pangkat masing-masing. Perbedaan formal antara mereka dan perwira profesional tetap dipertahankan, dan syarat untuk memasuki korps perwira yang permanen lebih ketat dibandingkan dengan memasuki korps cadangan. Para tamtama dengan pangkat lebih rendah daripada seorang perwira merupakan bagian dari birokrasi organisasi, tetapi bukan merupakan birokrasi profesional. Pasukan tamtama ini tidak memiliki keahlian intelektual maupun tanggung jawab profesionalseorang perwira. Mereka adalah para spesialis dalam menerapkan kekerasan dan bukan dalam mengelola kekerasan. Tamtama secara pribadi memiliki peluang untuk menjadi perwira, tetapi ini merupakan pengecualian dan bukan peraturan. 

LEBIH LENGKAPNYA BACA  BUKUNYA HUNGTINGTHON PRAJURIT DAN NEGARA BAGIAN II