Keperwiraan
Sebagai Profesi
Korps perwira modern merupakan suatu
badan yang profesional, dan perwira militer modern adalah orang yang profesional.
Profesi merupakan suatu jenis kelompok fungsional khusus yang memiliki tingkat
spesialisasi tinggi, korps perwira sebagai suatu badan yang professional
memberikan warna tambahan yang unik bagi masalah hubungan militer-sipil. Sifat
dan sejarah profesi-profesi sebagai sebuah profesi telah dibahas secara
menyeluruh. Ketika kata “profesional” digunakan dalam hal-hal yang berhubungan
dengan bidang kemiliteran, biasanya kata tersebut berarti “profesional” sebagai
lawan kata “amatir” dan bukan dalam arti “profesi” sebagai lawan kata
“pekerjaan” atau “keahlian”. Hal yang membedakan karakteristik sebuah profesi
sebagai suatu jenis pekerjaan yang khusus adalah keahlian, tanggung jawab, dan
kesatuannya. KEAHLIAN. Orang yang profesional adalah seorang ahli yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus dalam suatu bidang yang penting yang
merupakan kerja keras manusia. Keahliannya diperoleh hanya dari pendidikan yang
tinggi dan pengalaman. Keterampilan atau keahlian biasa hanya ada pada saat
sekarang dan dikuasai dengan mempelajari suatu teknik yang ada tanpa mengacu
pada hal-hal yang telah terjadi sebelumnya. Sementara pengetahuan profesional
pada dasarnya bersifat intelektual dan dapat disimpan dalam bentuk tulisan.
Keahlian profesional juga memiliki sebuah dimensi yang luas, yang tidak
dimiliki oleh pekerjaan biasa, yaitu merupakan satu bagian dari tradisi
kebudayaan masyarakat yang menyeluruh.
TANGGUNG JAWAB. Orang yang
profesional adalah seorang yang ahli dalam praktek profesinya, bekerja dalam
sebuah konteks social, dan melakukan suatu pelayanan, seperti meningkatkan
kesehatan, pendidikan, atau keadilan, yang sifatnya penting bagi fungsi
masyarakat. KESATUAN. Para anggota dari suatu profesi saling berbagi rasa
persatuan dan kesadaran akan keberadaan mereka sebagai sebuah kelompok yang
berbeda dari orang awam. Rasa kesatuan terwujud dalam suatu organisasi
profesional yang membentuk dan menerapkan standar tanggung jawab sosial
profesional. Oleh karena itu keanggotaan dalam organisasi profesional, sejalan
dengan keahlian khusus yang dimilikinya dan tanggung jawab khusus yang
diterimanya, menjadi kriteria suatu status profesional, yang secara umum
membedakan seorang yang profesional dan orang awam. Organisasi-organisasi
profesional pada dasarnya terbentuk asosiasi atau birokrasi. Profesi yang
bersifat birokratis, seperti tugas diplomatic, memiliki tingkatan spesialisasi
yang tinggi dalam hal pekerjaan dari tanggung jawab profesinya dan profesi
tersebut menyediakan pelayanan kolektif untuk masyarakat secara keseluruhan.
KEAHLIAN KEPERWIRAAN. Kemampuan
militer yang unik yang sama sekali tidak asing lagi bagi hampir semua perwira
dan yang justru membedakan mereka dari warga sipil. Keahlian utama ini
diungkapkan oleh Harold Lasswell dengan istilah “manajemen kekerasan”. Fungsi
kekuatan militer adalah keberhasilan dalam pertempuran senjata. Tugas perwira
militer meliputi: (1) pengaturan, perlengkapan, dan pelatihan angkatan
bersenjata. (2) perencanaan kegiatannya, dan (3) pengarahan kegiatan operasinya
di dalam dan di luar pertempuran. Pengarahan, operasi dan pengawasan sebuah
organisasi manusia yang fungsi dasarnya adalah penerapan kekerasan merupakan
keahlian istimewa seorang perwira. Inti pokok keperwiraan, diwujudkan dalam
peringatan tradisional akan orang-orang Annapolis yang tugasnya adalah
“bertempur sampai mati”. Fungsi militer membutuhkan tingkat keahlian yang
tinggi. Tidak ada satu pribadi pun, sehebat apa pun kemampuan intelektual dan
sifat serta kepemimpinannya, yang sanggup membentuk seluruh fungsi ini secara
efisien tanpa pelatihan dan pengalaman yang sungguh-sungguh. Keahlian seorang
perwira bukanlah suatu ketrampilan (yang pada dasarnya bersifat mekanis) atau
suatu seni (yang memerlukan talenta yang unik dan tidak dapat dipindahkan),
tetapi merupakan keterampilan intelektual yang sangat rumit, yang memerlukan
penelitian dan pelatihan yang saksama. Intelektualitas profesi militer menuntut
para perwira modern untuk mendedikasikan setidaknya sepertiga kehidupan
profesionalnya untuk menjalani pendidikan formal dan mungkin rasio waktu
pendidikannya lebih banyak untuk melakukan praktek dibandingkan dengan profesi
lainnya.
TANGGUNG JAWAB KEPERWIRAAN. Keahlian
seorang perwira memberikan tanggung jawab sosial khusus. Keahlian seorang
perwira adalah pengelolaan kekerasan, tanggung jawabnya adalah keamanan militer
para kliennya, yaitu masyarakat. Penerapan tanggung jawab ini membutuhkan
penguasaan keahlian: penguasaan keahlian menuntut adanya tanggung jawab.
Tanggung jawab inilah yang membedakan perwira dari tipe-tipe social lainnya.
Apakah perwira memiliki motivasi profesional?. Motivasi seorang perwira
merupakan rasa cinta yang bersifat teknis terhadap keterampilannya dan rasa
memiliki kewajiban social untuk mendayagunakan keterampilannya ini demi
kepentingan masyarakat. Tingkah lakunya di dalam struktur kemiliteran diatur
oleh sekumpulan peraturan kebiasaan dan tradisi yang rumit. Tanggung jawab
pokok perwira militer adalah terhadap Negara. KARAKTER KESATUAN DARI
KEPERWIRAAN. Keperwiraan merupakan profesi yang bersifat birokrasi umum dan hak
secara hokum untuk menjalankan profesi tersebut hanya terbatas pada para
anggotanya. Pada dasarnya korps perwira lebih merupakan karya ciptaan Negara. Struktur
kesatuan para korps perwira tidak hanya meliputi birokrasi resmi tetapi juga
lingkungan masyarakat, perkumpulan, sekolah, jurnal, kebiasaan, dan tradisi.
Korps perwira merupakan profesi yang bersifat birokratis sekaligus organisasi
yang bersifat birokratis juga. Tingkat kemampuan dibedakan dengan hierarki
kepangkatan dalam organisasi, tugas pekerjaan dibedakan dengan hierarki kantor.
Korps perwira juga meliputi sejumlah “pasukan cadangan” yang non-profesional.
Sebaggai anggota korps, pasukan cadangan memiliki hak istimewa dan tanggung
jawab profesional sesuai pangkat masing-masing. Perbedaan formal antara mereka
dan perwira profesional tetap dipertahankan, dan syarat untuk memasuki korps
perwira yang permanen lebih ketat dibandingkan dengan memasuki korps cadangan.
Para tamtama dengan pangkat lebih rendah daripada seorang perwira merupakan
bagian dari birokrasi organisasi, tetapi bukan merupakan birokrasi profesional.
Pasukan tamtama ini tidak memiliki keahlian intelektual maupun tanggung jawab
profesionalseorang perwira. Mereka adalah para spesialis dalam menerapkan
kekerasan dan bukan dalam mengelola kekerasan. Tamtama secara pribadi memiliki
peluang untuk menjadi perwira, tetapi ini merupakan pengecualian dan bukan
peraturan.
LEBIH LENGKAPNYA BACA BUKUNYA HUNGTINGTHON PRAJURIT DAN NEGARA BAGIAN II
Kemarin ada anak bilang, mas komennya mbok mengenai tat tulis.......oke u got it!!!!
BalasHapusOver all runtut tulisannya. Tapi aga yang agak sedikit (sedikit qo gag banyak. Aku cuma nemu satu doang) sosial bukan social. Ketelitian tingkat tinggi harus on!! Oke paling kamu khilaf mo, cuman lebih diteliti super detail lagi, ya itung2 belajar tata tulis karya ilmiah. Biar nanti sekali nulis skripsi dah gak kesandung lagi masalah gini2an. Sedangkan untuk judul postingan dibawah nya ini dah bagus, coz nama asing dah di italic.
Btw ngemeng2 soal KORPS. Aku juga punya KORPS yaitu KORPRI. KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA.