Budaya
dan Tradisi
kebudayaan
merupakan suatu hasil rasa karsa karya manusia, baik itu berbentuk benda maupun
tradisi. Menurut Koetjaraningrat ada 7 unsur membentuk kebuadayaan yaitu:
pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencarian, organisasi masyarakat,
kepercayaan, dan teknologi. Manusia
meghasilkan kebudayaan melalui proses melihat, pengalaman dan belajar dari
kehidupan mereka sehari-hari. Melihat sejarah manusia kita dapat menggetahui
kebudayaan dapat berkembang melalui melihat, pengalaman, dan belajar. Hal ini
dapat kita lihat dari zaman manusia kala masa batu tua (Paleolithikum) sampai
batu muda (neolithikum) manusia dapat mengembangkan pengetahuan mereka misal alat-alat
yang digunakan dahulu kasar belum diasah kemudian kebelakang alat-alat yang
digunakan sudah halus.
Tradisi
merupakan salah satu wujud dari kebudayaan, manusia tidak dapat lepas dengan
kebudayaan, tidak kecuali orang jawa yang masih kental dengan tradisi yang
mengakar pada diri orang jawa pada umumnya. Pada jaman modern dengan adanya
globalisasi budaya asing mudah masuk dengan bebasnya menyebabkan kaum muda
melupakan akan tradisi. Banyak sekali tradisi yang ada di sekitar lingkungan
kita berada khususnya orang jawa yang masih memegang teguh tradisinya. Salah
satu tradisi itu adalah tradisi Ngalungi, terdiri dari kata dasar kalung
menurut bahasa jawa kalung merupakan sesuatu yang melingkar dileher. Tradisi
Ngalungi sendiri di daerah khususnya desa di kecamatan Kaliori kabupaten
Rembang, seperti desa Kuangsan proses ngalungi ini dilakukan setiap setahun
sekali yaitu pada bulan safar (hitungan jawa). Tradisi ini merupakan bentuk
rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada para ternak-ternak seperti sapi dan
kambing sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Prosesi awal Ngalungi yaitu
: Membuat persiapan yaitu membuat ketupat dan lepet, setelah disiapkan
keperluan tersebut kemudian ternak warga itu dibawa ke Ponden, kemudian ketupat
dan lepet tersebut dikalungkan dileher ternak tersebut setelah itu bancakaan bersama warga sekitar dan diiringi
do’a oleh pemuka agama.
Nilai-nilai
yang terkandung yaitu nilai religi bahwa setiap manusia itu harus bersyukur
terhadap Tuhan yang Maha Esa, dengan bersyukur berarti ingat kepada Tuhan yang
Maha Esa bahwa rizki itu datang dariNya. Nilai kebersamaan dengan bancakan kita
dapat merasakan kerukunan antar warga masyarakat yang sekarang ini sulit
didapat di daerah perkotaan. Nilai luhur yang terdapat di dalam setiap tradisi
dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi generasi muda di era sekarang ini, bahwa
tradisi itu perlu dijunjung tinggi dan dipelihara agar supaya bisa kita gunakan
mendidik para generasi penerus bangsa yang tahu akar budaya bangsa. Tidakkah?
Kita sadari bahwa tradisi kita tidak kalah dengan tradisi negara lain, mengapa
demikian! Karena tradisi kita berasal dari nenek moyang berarti itu merupakan
identitas bagi kita, suatu bangsa yang kehilangan identitasnya itu tidak bisa
dikatakan sebagai bangsa. Sekarang kita pilih lebih baik memiliki identitas
atau tidak punya identitas bangsa?
Saya lebih milih beridentitas.......
BalasHapusIdentitas diri dan identitas Bangsa tentunya.
Indonesia kaya kebudayaan dan tradisi si Mo. Cuman entah kenapa kita seringnya sok heboh dengan budaya dan tradisi negara laen. Ya.....sejauh itu gak ninggalin kebudayaannya sendiri si gak masalah, tapi......kebanyakan sekarang bepikir kebudayaan dan tradisi kita kalah sama kebudayaan negara lain.
Alat musik gordang sembilan misalnya, sempet buat kita kelabakan tuh pas ada tempat laen yang lebih merhatiin. Selaras dengan pendidikan saat ini, pendidikan karakter semoga dapat mendekatkan peserta didik dengan cinta tanah air. Gak seru dong kalo tradisi Ngalungi di Chuang Chuan diganti sama Kebo nari gangnam style. Intinya, semua negara punya budaya&tradisi yang unik. Mempelajarinya sebagai ilmu pengetahuan sangat bagus, asal jangan sampe lupa budaya negaranya sendiri.
Good job Mo. Keep writing.
thank,,, good job to mz..
BalasHapusInfo yang sangat bermanfaat...Syuper sekali... ;)Follow bloqku mz muslim.
BalasHapusblog u apa mz agung?
BalasHapus