Kamis, 01 Desember 2011

Mindset Guru


Mindset guru dalam pendidikan, mindset merupakan pola pikir atau pandangan seseorang. Secara garis besar, mindset terbagi menjadi dua bagian yaitu mindset tetap dan mindset berkembang. Seseorang dikatakan ber-mindset tetap apabila ia beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang tetap dan tidak berubah, ia beranggapan juga bahwa kecerdasan dan bakat adalah sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah. Sedangkan orang dengan mindset berkembang beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang senantiasa berkembang ( berubah ke arah lebih baik). Guru yang memiliki mindset tetap biasanya menangapi suatu tantangan dianggap sebagai masalah dan tidak dapat diselesaiakan sedangkan guru yang ber-mindset berkembang malah dijadikan pemicu untuk mengembangkan kompetensi diri serta mencari solusi pemecahan masalah tersebut. Contoh suatu hari dirumah pak handoyo mati lampu, anak pak Handoyo Lenni dan Tegar sedang belajar tiba-tiba listrik padam, tindakan Lenni menyalakan lilin dan melanjutkan belajar dan Tegar memilih untuk tidur.  

Mindset sangat mempengaruhi sikap dan tindakan kita dalam hidup dan kehidupan ini. Maka seorang guru harus memiliki suatu mindset berkembang dimana ia mudah sekali mengubah perilaku sendiri kearah yang lebih baik, lebih terhormat dan lebih mulia. Dari guru semacam ini akan memancarkan sikap dan perilaku positif sehingga dapat menularkan kepada siswa. 

Membangun hubungan baik dengan siswa merupakan suatu hal penting dalam proses belajar mengajar dimana guru dan siswa elemen dari pembelajaran apabila keduanya tidak mempunyai hubungan yang harmonis maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara efektif. Dale Carnigie merekomendasikan beberapa kiat-kiat agar hubungan antarmanusia berjalan baik sehingga terjalin komunikasi yang efektif antara lain sebagai berikut:
1.      Menghindari kebiasaan SOK (Salahkan, Omeli, dan Kritik)
2.      Memberikan penghargaan yang jujur dan tulus
3.      Mendorong minat siswa untuk berhasil
4.      Memberikan perhatian yang sungguh-sungguh
5.      Membiasakan terseyum
6.      Memangil siswa dengan namanya
7.      Menjadi pendengar yang baik
8.      Berbicara sesuai dengan minat lawan bicara (siswa)
9.      Membuat lawan bicara (siswa) merasa penting

Dengan memperhatikan Sembilan kiat tersebut, guru dapat membangun hubungan harmonis dan baik dengan siswa sehingga dengan itu semua, guru dapat melangsungkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Sukadi.2010. Guru Malas Guru Rajin Ramuan Ajaib untuk Menjadi Guru Menyenangkan. Bandung: MQS Publishing

1 komentar:

  1. Layaknya profesi yang lain, profesi guru juga mempunyai banyak sekali "syarat" yang harus dipenuhi agar dapat menjadi guru yang super. Profesi keguruan berbeda dengan profesi yang lain. Jika profesi yang lain selalu menghadapi benda mati dalam keseharian pekerjaan mereka, tapi guru selalu menghadapi benda hidup dalam menjalankan tugasnya setiap hari. Siswa merupakan insan yang perlu dikembangkan, dan itulah tugas utama guru. Setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda, siswa bukanlah botol kosong yang diisi dengan air melalui corong(sekolah). Mereka sudah mempunyai bakat bawaan yang dibawa sejak lahir, peran orang tua dan guru adalah mengembangkan hal itu. Membangkitkan yang positif dan menekan sifat bawaan yang negatif. Ini lah bagian yang terpenting dan paling susah. Guru mengajar sudah merupakan hal yang biasa, namun guru yang dicintai siswa adalah guru yang luar biasa. Karena pada kenyataannya menarik perhatian siswa untuk tertarik kepada guru sangatlah susah. Itulah yang kita butuhkan sekarang. Masih juga terkadang kita mendengar kasus kekerasan guru terhadap murid, ya ya ya guru juga manusia yang tak luput dari emosi. Tapi silahkan anda sekali lagi syarat2 guru, maka anda akan merasa hal tersebut tidaklah seharusnya terjadi. Jadilah guru kretif, jadikan tantangan pengelolaan kelas menjadi PR yang harus anda pecahkan. Jadikanlah perhatian pemerintah (sertifikasi) sebagai pamacu semangat anda dalam mengajar. Dengan atau tanpa sertifikasi guru harus kreatif dalam pembelajaran dan aktif menulis. Mungkin saat ini sertifikasi dari pemerintah terkesan merupakan paksaan untuk guru agar aktif menulis, dan acap kali kita lihat terkadang oknum penerima sertifikasi merasa puas seakan telah sampai dipuncak tertinggi hingga "bersantai" dalam pembelajaran anak didik.Namun saya yakin, munculnya guru2 muda akan menepis anggapan tersebut. Guru2 muda mempunyai perhatian yang lebih terhadap pengembangan siswa dan "ngangsu kaweruh" dari para senior2nya. Jika anda pernah melihat film produksi luar tentang profesi guru atau buku keguruan karangan penulis luar, maka anda akan merasakan betapa kompleks dan beratnya tugas seorang guru. Jadilah guru yang dicintai oleh murid anda, jangan melihat kepada kelemahan mereka, fokuslah terhadap apa yang mereka miliki. Saya harap guru bukanlah hanya menjadi sebuah profesi, tetapi menjadi nafas pengabdian karena senyum anak2 didik kitalah yang harus kita jaga. Keep writing MoMo. Hijaukan ladang bumimu dan profesimu.

    BalasHapus